Jumat, 05 Desember 2008

Wara’ Kunci Kesuksesandan Keselamatan

Al Habib Al Imam Ali bin Muhammad Al Habsyi: Wara’ Kunci Kesuksesan dan Keselamatan
(Al Habib Al Imam Ali bin Muhammad Al Habsyi adalah penyusun KitabMaulid “Simtud Durar”)

Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi RA adalah salah satu auliya(kekasih) Allah SWT yang kata-kata dan petuahnya selalu diterimasetiap insan. Perbuatan dan perangainya selalu menjadi teladan bagimereka. Majelis beliau senantiasa dipadati oleh orang-orang yanghendak mendulang ilmu dan sir dari beliau. Tidak terkecuali orang yangberilmu pun turut hadir di majelis itu, karena mereka melihat derasnyahikmah dan rahasia-rahasia yang bermutu tinggi yang disampaikan olehbeliau.
Kata-kata mutiara beliau senantiasa membasahi hati yang gersang bagai hujan yang membasahi tanah yang tandus sehingga menyuburkannya. Memang benar bahwa ilmu (hikmah) yang disampaikan seorang Arif billah, akan memberikan ketenangan dan kesejukan hati ibarat air hujan memberikan kesuburan pada pepohonan.
Marilah kita simak dengan cermat dan laksanakan sebagian nasehat yangbeliau sampaikan pada malam Senin 24 Muharram 1324 H di salah satu majelis beliau yang mulia. Insya-allah kita tergolong kaum yangmencintai beliau dan para salaf sholeh, sehingga kita kelakdikumpulkan bersama mereka. Amin.


Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi berkata,
“Wahai saudara-saudaraku, hati-hati telah menjadi kaku dan beku,tidak ada lagi bekas dan pengaruh dari al Quran maupun nasehat paraulama yang selalu didengarnya. Sedang kita tidak tahu apa gerangan penyebab kekerasan hati itu. Ketahuilah bahwa penyebab terbesar dan yang paling dominan adalah karena makanan yang kotor (syubhat atauharam) yang masuk ke perut kita, saat ini banyak orang tidak perduli dan bahkan tidak takut untuk jatuh pada keharaman. Mereka meremehkan masalah ini.
Bagaimana mungkin nasehat dan petuah yang sampai akan memberikanatsar (pengaruh) dan membekas di hati, sedang makanan yang dikonsumsiadalah haram? Mudah-mudahan Allah menjauhkan kita dari keharaman dimana pun dan kapan pun kita berada, serta menghalangi dan membentengikita dari orang yang suka keharaman.
Ketahuilah, keluarga kita (para salaf sholeh), thariqah (jalan)mereka adalah mencari yang halal dan bersikap wara’ (berhatihati/menjaga diri). Hati-hatilah saudaraku dari makanan haram. Kekasih kalian Nabi Muhammad SAW telah bersabda (yang artinya), “Setiap daging yang tumbuh dari makanan yang haram maka neraka lebih pantas untuknya”.
Hadits di atas sudah cukup populer dan sering disampaikan sebagaimana terdapat dalam kitab Kasyful Khafa’ karya Al Imam Al `Ajaluniy ra.Imam Sahl bin Abdillah At Usturi, salah seorang ulama salaf berkata,
“Siapa memakan yang haram, maka tubuhnya akan bermaksiat, dia mauatau tidak, Dan siapa yang memakan yang halal maka tubuhnya akanberbuat taat, dia mau atau tidak”.
Pada masa kita ini, nyaris tidak ditemukan lagi orang yang wara’kecuali sangat sedikit kebanyakan mereka telah terjerumus dalamkeharaman. Ketahuilah bahwa hati ini akan menjadi gelap karena makananharam, baik dia menyadari dan mengetahuinya atau tidak. Baiklah jikamemang dia tidak mengetahui bahwa yang dimakannya adalah haram, inimungkin agak ringan (tetapi tetap akan menyebabkan kegelapan hatinya).
Tapi yang dengan sengaja melakukannya maka celakalah dia, binasalahdia. Sebab siapa memasukkan satu suapan haram pada tubuhnya makasholatnya tidak diterima oleh Allah selama suapan itu masih beradadalam tubuhnya. Siapa yang sholat dengan baju yang disana terdapatsatu benang (kain) yang haram maka sholatnya tidak diterima oleh Allahselama baju itu melekat ditubuhnya. Lalu apa faedah yang akan didapatdari amalnya jika ternyata itu semua tidak diterima? Bagaimana mungkincahaya akan masuk ke dalam hati yang gelap gulita?
Saat ini, jika kamu datang kepada sekelompok orang lalu membicarakanmasalah ke-wara’-an, maka mereka akan berkata,
“Kamu ini siapa?”“Kamu sedang berada di mana?”“Sekarang manusia semua sudah makan yang haram. Di mana yang halal?”“Kamu mau makan apa?”
Ketahuilah bahwa kata-kata semacam ini adalah kurang ajar danmenentang (berani) kepada Allah SWT. Padahal bumi Allah sangatlahluas, jika dia mau berusaha pasti akan mendapatkan yang halalsekalipun dengan usaha yang keras.
Yang lebih mengherankan lagi bahwa ada sebagian manusia yang berakal,memiliki pikiran, tetapi sengaja memakan yang haram padahal dia tahubahwa dengan perbuatannya itu dia akan diadzab oleh Allah. Sebab jikadia melakukan itu dia akan terseret ke dalam neraka, makatinggalkanlah makanan haram, pasti akan datang kepada kalian makananyang halal.
Nabi Muhammad saw bersabda (yang artinya),
“Yang halal itu jelas dan haram juga jelas, dan antara keduanyaadalah perkara yang syubhat (remang-remang), banyak manusia tidakmengetahui kejelasannya. Maka siapa yang manjaga diri dari barangsyubhat ini, maka dia telah menjaga harga diri dan agamanya. Dan siapayang terjerumus pada syubhat maka dia akan terjerumus pada yang haram,ibarat seorang pengembala yang menggembalakan kambingnya di dekatdaerah larangan maka dia nyaris akan memasuki daerah larangan itu.”(HR Bukhori dan Muslim dll)
Saat ini, hampir tidak ada mudzakarah (pengajian) tentang wara’, sebabjika ada yang menyebutkamya maka dia akan diam karena khawatir akandiingkari oleh orang lain, sebab keharaman sudah membaur di antaramasyarakat. Inilah hari di mana kebenaran banyak disepelekan. Nasehatsudah tidak masuk ke dalam hati dan rasa takut kepada Allah sudahtidak bersemayam lagi dalam kalbu. Dan sebabnya adalah makanan haramyang mengeraskan dan menggelapkan hati.
Saat ini banyak orang yang datang kepada kita dan menipu kita denganmenyuruh agar uang-uang kita ditabung di bank (agar menghasilkan bungayang banyak), anak-anak kecil yang mendapat harta warisan yang banyak,mereka diperdaya agar uangnya disimpan sehingga ketika anak itu sudahbaligh maka dia akan mendapati hartanya telah tercampur dengan keharaman.
Maka dari itu jagalah diri kita dan keluarga kita terutama dari halyang semacam ini, jangan sampai tubuh mereka terisi makanan syubhatapalagi haram, sekuat apapun usaha kita untuk mengarahkan mereka kejalan yang lurus, namun jika makanan yang kita berikan tidak benar,maka akan sia-sia usaha tersebut. Dan kita larang mereka sekuat tenagadari kemungkaran, maka itu pun akan sia-sia. Karena makanan baramtelah mendarah daging dengan mereka.
Dalam atsar disebutkan,
“Jika kalian banyak sholat sehingga menjadi seperti tiang-tiang,bannyak berpuasa sehingga kurus kering seperti tali busur, semuaibadah itu tidak akan diterima kecuali jika dilandasi dengan kewara’anyang tinggi”.
Al Habib Abdullah bin Alawiy Al Haddad RA dalam untaian nasehatnya menyatakan,
“Ketahuilah semoga Allah merahmati kalian bahwa makanan halal akan menyinari hati dan melembutkannya dan menyebabkan adanya rasa takut kepada Allah dan _khusyu’ kepadaNya, memberikan semangat dan motivasi pada anggota tubuh untuk taat dan beribadah serta menumbuhkan sikap zuhud terhadap dunia dan kecintaan pada akhirat. Dan inilah sebab diterimanya amal amal sholeh kita dan dikabulkannya doa-doa kita.”_
Sebagaimana sabda Rasulullah saw kepada Sa’ad bin Abi Waqqash,“Perbaguslah (jaga kehalalan) makananmu, niscaya doamu akan dikabulkan”.
“Adapun makanan haram dan syubhat maka kebalikan dari yang sudahdisebutkan tadi, dia akan menyebabkan kekerasan hati danmenggelapkannya, mengikat (mengekang) tubuh dari ketaatan danmenjadikannya rakus terhadap dunia. Inilah sebab ditolaknya amal-amalibadah dan doanya.”
Sebagaimana dalam sebuah hadits, di mana Rasulullah saw menceritakanseorang musafir yang bajunya compang-camping, rambutnya berdebu (tidakterurus), dan dia menengadahkan kedua tangannya ke langit (dengansuara lirih dan penuh harapan–red) dia berkata,
“Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku …”
Namun makanannya haram, minumannya haram, bajunya haram dan dimasukkan pada mulutnya makanan haram, maka bagaimana mungkin akan diterima doanya? Maka berusahalah mencari pekerjaan dan makanan yang halal dan jauhilah keharaman. Dan ketahuilah bahwa kewara’an ini tidak hanya pada makanan saja tapi mencakup semua aspek pekerjaan kita. Berbuat apapun harus dilandasi dengan kehati-hatian dan kewaspadaan, jika masih ragu makatingglkanlah, khawatir akan terjerumus pada keharaman dan akibatnya pasti fatal.
Al Habib Al Imam Ali bin Muhammad Al Habsyi adalah penyusun KitabMaulid “Simtud Durar”
Ditulis kembali dari buletin Majelis Ta’lim Wa Adda’wah asuhan HabibSholeh Ibn Achmad Ibn Salim Al Aydrus edisi 26 Tahun 2006

Tidak ada komentar: