Rabu, 17 Desember 2008

SD ISLAM SABILILLAH MALANG RAIH JUARA THE BEST VISUAL AND THE BEST THREE OCEAN 2008

Pada Festival Kids Witness News (KWN) 2008 tingkat Asean, yaitu festival pembuatan film tentang lingkungan hidup yang digelar oleh Panasonic di Sabah, Malaysia pada tanggal 2-5 Desember 2008, Tim dari kota Malang benar-benar membuktikan kemampuannya untuk bersaing ditingkat Asean. Tim kota Malang diwakili oleh SD Islam Sabilillah Malang meraih juara The Best Visual dan The Best Three Ocean 2008 pada festival tersebut. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan kemenangan ini, kata Pak Masykur, S. Pd (Pemeran si “Bapak” dalam film tersebut) kami merasa bangga, karena karya kami bersama anak-anak benar-benar bisa bersaing di dunia internasional dan ini sebagai penghargaan tertinggi atas jerih payah, suka dan duka selama pembuatan film. Terima kasih semuanya ini adalah kemenangan bersama kemenangan SD Islam Sabilillah Malang, imbuh Pak Masykur.

Seperti apa yah…! Filmnya ? Tidak lain adalah menceritakan tentang asal-usul pembuatan topeng malangan yang pembuatannya dengan menebang pohon. Nah ini berarti telah merusak lingkungan, maka anaknya (anak si pembuat topeng, maksudnya) menganggap bapaknya telah melakukan perbuatan yang merugikan yaitu menebang pohon secara sembarangan demi membuat topeng. Akhirnya ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… paling asyik lihat filmnya saja. OK !

Menyambut Kehadiran Bayi


Adalah saat-saat yang ditunggu-tunggu dalam sebuah rumah tangga, apalagi rumah tangga yang baru alias manten anyar. Kelahiran sang jabang bayi adalah simbol kasih sayang antara papa dan mama, bapak dan ibu, papi dan mami, abi dan umi, oleh karena itu sangat ditunggu-tunggu.
Nah, persiapan apakah yang perlu diperhatikan dalam menyambut kehadiran bayi menurut islam. Berikut ini akan saya paparkan tata cara menyambut kehadiran bayi menurut islam ;
Mengadzankan Bayi
Bayi yang lahir hendaknya langsung di adzankan ditelinga kanan dan iqomah di telinga kiri.
Sebagaimana sabda Nabi SAW :
“Dari Abu Rafi’ r.a berkata; aku melihat Rasulullah SAW mengadzankan ke telinga Hasan bin Ali, ketika Fatimah melahirkannya”. (HR. Abu Daud dan Turmudzi kemudian ia menshahihkannya)

“Dari Hasan bin Ali r.a bahwa Nabi SAW bersabda; Siapa yang melahirkan (anak) hendaklah ia mengadzankan di telingan kanannya dan iqomah di telinga kiri, niscaya tidak akan diganggu oleh Ummu Shibyan”. (HR Ibnu Suni)
(Ummu Shibyan adalah pengikut jin)
Mendo’akan Bayi
Mendo’akan bayi saat kelahiran mempunyai makna yang sangat penting. Sebagaimana para sahabat Nabi ketika anak bayi mereka baru lahir mereka segera menuju Rasulullah SAW untuk dido’akan. Isi do’anya adalah memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan keberkahan hidup dan memohon perlindungan dari Allah SWT dari segala godaan, gangguan dan kejahatan setan.
“Dari Abu Musa r.a berkata: telah lahir anakku kemudian aku bawa menghadap Nabi SAW, lalu beliau memberi nama Ibrahim, diusap langit-langit bayiku dengan kurma dan dido’akan dengan do’a keberkahan”. (HR. Bukhari)

“Dari Ibn abbas r.a berkata : Rasulullah SAW memohon perlindungan untuk Hasan dan Husein dan berkata : Sesungguhnya Nabi Ibrahim a.s memohon perlindungan untuk Ismail dan Ishaq : (sambil berkata)Aku berlindung dengan firman Allah yang sempurna dari segala setan, gangguan dan penggoda yang jahat. (HR. Bukhari)
Tahnik
Yaitu mengusap langit-langit bayi dengan kurma. Apabila tidak ada kurma maka dapat diganti dengan madu atau buah-buahan yang manis. Hikmahnya adalah agar si bayi tidak enggan untuk menyusu kepada ibunya, dan agar anak senantiasa berkata yang baik-baik.
“Dari Abu Musa r.a berkata: telah lahir anakku kemudian aku bawa menghadap Nabi SAW, lalu beliau memberi nama Ibrahim, diusap langit-langit bayiku dengan kurma dan dido’akan dengan do’a keberkahan”. (HR. Bukhari)

“Dari Aisyah r.a bahwa Nabi SAW adakalanya kedatangan orang-orang yang membawa bayi-bayi mereka, lalu dido’akan dengan keberkahan dan diusap langit-langit bayi itu dengan kurma.” (HR. Muslim)
Memberi Nama yang Baik
Nama adalah do’a bagi siapa yang menyandang nama itu. Siapa yang menyandang nama baik, maka do’a kebaikan akan senantiasa melekat dan menyertai dirinya, begitu pula sebaliknya.
“Dari Anas bin Malik r.a berkata : Rasulullah SAW bersabda : telah lahir anak laki-lakiku semalam, lalu aku beri nama dengan nama kakekku Ibrahim.”
“Dari Abu Darda’ berkata : Bersabdalah Rasulullah SAW, Kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama ayah kalian maka baguskanlah namamu”. (HR. Abu Daud)
Mencukur Rambut
Mencukur rambut yang disyariatkan oleh islam saat pelaksanaan aqiqoh adalah mencukur seluruh rambut bayi yang dibawa sejak dalam kandungan ibunya. Islam menganjurkan agar manusia selalu menjaga kesehatan anak dimulai sejak bayi lahir. Membiasakan hidup bersih dan sehat hanya dapat dibentuk dan dipraktekkan sejak kecil.
“Dari Salman bin Amir Adh dhobi berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : Pada anak laki-laki ada kewajiban aqiqoh, maka siramlah darah darinya (maksudnya sembelihlah hewan untuk aqiqoh) dan hindarilah dari penyakit (maksudnya cukurlah rambut bayi agar bersih). (HR. Bukhari)

“Dari Ibnu Umar r.a berkata : Rasulullah SAW melihat seseorang anak yang dicukur sebagian ranbut kepalanya dan dibiarkan sebagian yang lain, maka Rasulullah SAW melarang mereka seperti itu dan beliau bersabda : Cukurlah seluruhnya atau biarkanlah seluruhnya.” (HR. Abu Daud)
Menimbang Rambut Bayi
Setelah rambut dicukur timbanglah dengan emas atau perak lalu berat kadar rambut itu sedekahkan kepada orang-orang miskin.
“Dari Ibnu Abbas r.a berkata : Bahwa Nabi SAW mengaqiqohkan untuk Hasan satu ekor kambing dab beliau bersabda : Ya Fatimah, cukurlah rambutnya dan timbanglah dengan perak (lalu sedekahkan) kepada orang miskin. Maka setelah ditimbang rambut Hasan itu (ada) seberat satu dirham atau setengah dirham. (HR. Ahmad dan Turmudzi)
Mengusap Kepala Bayi
Mengusap kepala bayi yang baru lahir sebenarnya sudah pernah ada sebelum datangnya islam. Pada tradisi jahiliyah apabila bayi lahir maka disembelihkan seekor domba kemudian darahnya dioleskan di kepalanya, namun setelah islam datang tradisi tersebut diganti dengan mengusap kepala dengan wangi-wangian.
“Dari Abu Buraidah r.a berkata : Kami pada masa jahiliyah apabila lahir anak laki-laki disembelih untuknya seekor kambing lalu darahnya dioleskan di kepala bayi itu. Tatkala islam datang kami senbelih seekor kambing, kami cukur rambutnya dan kami usap dengan ja’faran.” (HR. abu Daud dengan sanad yang shahih).

Jumat, 12 Desember 2008

Ka'bah dan Sejarah Perkembangannya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ka'bah adalah sebuah bangunan mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Mekah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi kaum muslim (umat Islam). Merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat atau arah patokan untuk hal hal yang bersifat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia seperti sholat. Selain itu, merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.
Dimensi struktur bangunan ka'bah lebih kurang berukuran 13,10m tinggi dengan sisi 11,03m kali 12,62m. Juga disebut dengan nama Baitallah.

Sejarah perkembangan
Ka'bah yang juga dinamakan Baitul Atiq atau rumah tua adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, surah 14:37 tersirat bahwa situs suci Ka'bah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim menempatkan Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut.
Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun (Kira kira 600 M dan belum diangkat menjadi Rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi kembali akibat bajir bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar Aswad namun berkat penyelesaian Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.
Pada saat menjelang Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah. Lingkungan Ka'bah penuh dengan patung yang merupakan perwujudan Tuhan bangsa Arab ketika masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Tuhan tidak boleh disembah dengan diserupakan dengan benda atau makhluk apapun dan tidak memiliki perantara untuk menyembahnya serta tunggal tidak ada yang menyerupainya dan tidak beranak dan tidak diperanakkan (Surat Al Ikhlas dalam Al-Qur'an) . Ka'bah akhirnya dibersihkan dari patung patung ketika Nabi Muhammad mebebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah.
Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya'ibah sebagai pemegang kunci ka'bah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawwiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

Bangunan Ka'bah
Pada awalnya bangunan Ka'bah terdiri atas dua pintu serta letak pintu ka'bah terletak diatas tanah , tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi sebagaimana pondasi yang dibuat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Namun ketika Renovasi Ka'bah akibat bencana banjir pada saat Muhammad SAW berusia 30 tahun dan sebelum diangkat menjadi rasul, karena merenovasi ka'bah sebagai bangunan suci harus menggunakan harta yang halal dan bersih, sehingga pada saat itu terjadi kekurangan biaya. Maka bangunan ka'bah dibuat hanya satu pintu serta ada bagian ka'bah yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan ka'bah yang dinamakan Hijir Ismail yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi ka'bah. Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya. Karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang sangat dimuliakan oleh bangsa Arab.
Karena kaumnya baru saja masuk Islam, maka Nabi Muhammad SAW mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali ka'bah sehinggas ditulis dalam sebuah hadits perkataan beliau: "Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan Aku turunkan pintu ka'bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail kedalam Ka'bah", sebagaimana pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.
Ketika masa Abdurrahman bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibuat sebagaimana perkataan Nabi Muhammad SAW atas pondasi Nabi Ibrahim. Namun karena terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, penguasa daerah Syam (Suriah,Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Ka'bah akibat tembakan peluru pelontar (onager) yang dimiliki pasukan Syam. Sehingga Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka'bah berdasarkan bangunan hasil renovasi Nabi Muhammad SAW pada usia 30 tahun bukan berdasarkan pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim. Dalam sejarahnya Ka'bah beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan umur bangunan.
Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali ka'bah sesuai pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad SAW. namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah beliau. Sehingga bangunan Ka'bah tetap sesuai masa renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.

Penentuan Arah Kiblat / Ka'bah
Untuk menentukan arah kiblat dengan cukup presisi dapat dilakukan dengan merujuk pada kordinat Bujur / Lintang dari lokasi Ka'bah di Mekkah terhadap masing-masing titik lokasi orientasi dengan menggunakan perangkat GPS. Untuk kebutuhan tersebut dapat digunakan hasil pengukuran kordinat Ka'bah berikut sebagai referensi penentuan arah kiblat. Lokasi Ka'bah,
- 21°25‘21.2“ Lintang Utara
- 039°49‘34.1“ Bujur Timur
- Elevasi 304 meter (ASL)
Adapun cara sederhana dapat pula dilakukan untuk melakukan penyesuaian arah kiblat. Pada saat-saat tertentu dua kali satu tahun, Matahari tepat berada di atas Mekkah (Ka'bah). Sehingga jika pengamat pada saat tersebut melihat ke Matahari, dan menarik garis lurus dari Matahari memotong ufuk/horizon tegak lurus, pengamat akan mendapatkan posisi tepat arah kiblat tanpa harus melakukan perhitungan sama sekali, asal pengamat tahu kapan tepatnya Matahari berada di atas Mekkah. Tiap tahun, Matahari berada pada posisi tepat di atas Mekkah pada tanggal 28 Mei pukul 16:18 WIB dan tanggal 16 Juli pukul 16:27 WIB.
Bumi berputar pada sumbu rotasinya dengan periode 24 jam. Bagi pengamat yang berada di Bumi, efek yang diamati dari gerak rotasi adalah benda-benda langit terlihat seolah-olah berputar mengelilingi Bumi dengan arah gerak berlawanan dengan arah rotasi Bumi. Bintang-bintang terlihat bergerak dari timur ke barat. Ini mirip dengan gerak pohon-pohon yang diamati saat mengendarai mobil, seolah-olah pohon-pohon itu bergerak berlawanan arah dengan gerak mobil. Efek rotasi ini menyebabkan pengamat mengamati benda-benda langit (termasuk Matahari) terbit di timur dan terbenam di barat.
Sementara itu, Bumi mengedari Matahari dengan periode 1 tahun. Akibatnya, relatif terhadap bintang-bintang pada bola langit, Matahari sendiri terlihat berubah posisinya dari hari ke hari, dan setelah satu tahun, kembali ke posisi semula. Matahari bergerak kurang lebih ke arah timur. Namun karena bidang edar Bumi (ekliptika) tidak sebidang dengan bidang rotasi Bumi (Ekuator langit), maka gerak Matahari tadi pun tidak tepat ke arah timur, tetapi membentuk sudut 23,5º, sesuai dengan besar sudut antara ekliptika dan ekuator langit.
Dari Bumi, pengamat melihat seolah-olah Matahari mengitari Bumi. Pengamat melihat Matahari mengitari Bumi pada bidang ekliptika. Karena Bidang ekliptika membentuk sudut terhadap bidang ekuator Bumi, dalam interval satu tahun itu, Matahari pada satu saat berada di utara ekuator, dan disaat yang lain berada di selatan ekuator. Matahari bisa sampai sejauh 23,5º dari ekuator ke arah utara pada sekitar tanggal 22 Juni. Enam bulan kemudian, sekitar tanggal 22 Desember, Matahari berada 23,5º dari ekuator ke arah selatan. Antara 22 Juni dan 22 Desember, Matahari bergerak ke arah selatan ekuator, bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Sedangkan antara tanggal 22 Desember dan 22 Juni, Matahari bergerak ke arah utara ekuator.
Karena gerak tahunannya tersebut dikombinasikan dengan gerak terbit terbenam Matahari akibat rotasi Bumi, maka Matahari menyapu daerah-daerah yang memiliki lintang antara 23,5º LU dan 23,5º LS. Pada daerah-daerah di permukaan Bumi yang memiliki lintang dalam rentang tersebut, Matahari dua kali setahun akan berada kurang lebih tepat di atas kepala. Karena Mekkah memiliki lintang 21º 26' LU, yang berarti berada dalam daerah yang disebutkan di atas, maka dua kali dalam setahun, Matahari akan tepat berada di atas kota Mekkah. Kapan hal ini terjadi, bisa dilihat dalam almanak, misalnya Astronomical Almanac.
Penentuan arah kiblat dengan cara melihat langsung posisi Matahari seperti yang disebutkan di atas (pada tanggal-tanggal tertentu yang disebutkan di atas), tidaklah bisa dilakukan di semua tempat. Sebabnya karena bentuk Bumi yang bundar. Tempat-tempat yang bisa menggunakan cara di atas untuk penentuan arah kiblat adalah tempat-tempat yang terpisah dengan Mekkah kurang dari 90º. Pada tempat-tempat yang terpisah dari Mekkah lebih dari 90º, saat Matahari tepat berada di Mekkah, Matahari (dilihat dari tempat tersebut) telah berada di bawah horizon. Misalnya untuk posisi pengamat di Bandung, saat Matahari tepat di atas Mekkah (tengah hari), dilihat dari Bandung, posisi Matahari sudah cukup rendah, kira-kira 18º di atas horizon. Sedangkan bagi daerah-daerah di Indonesia Timur, saat itu Matahari telah terbenam, sehingga praktis momen itu tidak bisa digunakan di sana. Bagi tempat-tempat yang saat Matahari tepat berada di atas Ka'bah, Matahari telah berada di bawah ufuk/horizon, bisa menunggu 6 bulan kemudian. Pada tiap tanggal 28 November 21:09 UT (29 November 04:09 WIB) dan 16 Januari 21:29 UT (17 Januari 04:29 WIB), Matahari tepat berada di bawah Ka'bah. Artinya, pada saat tersebut, jika pengamat tepat menghadap ke arah Matahari, pengamat tepat membelakangi arah kiblat. Jika pengamat memancangkan tongkat tegak lurus, maka arah jatuh bayangan tepat ke arah kiblat.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kamis, 11 Desember 2008

Sejarah Tahun Baru Islam

Pola penghitungan bulan dan tahun dalam Islam dibuktikan dengan adanya perintah Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam kepada shahabatnya untuk melihat hilal dalam menentukan bulan Ramadlan dan Syawal. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, beliau mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian melihatnya (hilal) maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya maka berbukalah. Namun bila mendung menghalangi kalian, perkiraan baginya.” (HR. Muttafaqun `alaihi)
Awal penentuan tahun Islami, dimulai pada jaman khalifah Amirul Mukminin Umar bin Khattab radliyallahu `anhu beliau mengumpulkan para ahli untuk membicarakan darimana dimulainya tahun Islami. Hal ini terjadi kurang lebih pada 16 H atau 17 H. maka sempat muncul berbagai pendapat, di antaranya: 1) Dihitung dari kelahiran Rasulullah. 2) Dihitung dari kematian beliau. 3) Dihitung dari hijrahnya beliau. 4) Dihitung sejak kerasulan beliau.
Berbagai pendapat itu kemudian disimpulkan dan diputuskan oleh Amirul Mukminin bahwa dimulainya perhitungan tahun Islami adalah dari hijrahnya Rasulullah SAW karena sejak disyariatkannya hijrah, Allah Ta`ala memilah antara yang haq dan yang bathil. Pada waktu itu pula awal pendirian negara Islam.
Agaknya perdebatan kembali muncul, setelah ditentukannya awal perhitungan tahun Islam. Silang pendapat untuk menentukan bulan apa yang dipakai sebagai pemula tahun baru lalu mencuat. Berbagai pependapat lalu dilontarkan, ada yang usul Rabiul Awwal karena di waktu itu dimulai perintah hijrah dari Makkah ke Madinah. Usul lain memilih bulan Ramadlan karena di bulan itu diturunkannya Al-Quran.
Perdebatan kemudian berakhir setelah sebagian besar dari kalangan shahabat seperti Umar, Utsman dan Ali radliyallahu `anhum `ajma`in sepakat bahwa tahun baru Islami dimulai dari bulan Muharram. Kenapa? Alasannya pada bulan itu banyak hal-hal atau aktifitas yang diharamkan di antaranya tidak boleh mengadakan peperangan. Kecuali dalam keadaan diserang maka diperbolehkan melawannya.
Sebagaimana firman Allah: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan; dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.” (Al-Baqarah:191)
Mengapa dikatakan Muharram sebagai bulan haram? Didasarkan pada ayat lain dimana Allah juga berfirman: “Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah berserta orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 194)
Istilah lain yang berkembang kemudian, berdasarkan kalender yang menyebar tertulis istilah Muharram ini dengan As-syura. Darimanakah kata ini mula-mula diambil? Berbagai pendapat lalu muncul, sebagian besar berpendapat kata Asyura berasal dari kata Asyir yang artinya kesepuluh (hari kesepuluh di bulan Muharram).
Dari Ibnu Abbas radliyallahu `anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam puasa di hari Asyura (kesepuluh) dan beliau memerintahkan untuk berpuasa padanya.” (HR. Bukhari 4 / 214, Muslim 1130, Abu Dawud 2444)
Dari Abu Hurairah radliyallahu `anhu, dia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam: “Puasa yang paling utama setelah ramadlan adalah bulan Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat fardlu adalah shalat malam.” (HR. Muslim 3 / 169, Abu Dawud 2429, Tirmidzi 1 / 143, Ad-Darimi 2 / 21, Ibnu Majah 1742, Al-Baihaqi 4 / 291, Ahmad 2 / 303)
Dari Abu Qatadah Al-Anshari radliyallahu `anhu bahwa beliau Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam ditanya tentang puasa di hari Asyura, maka beliau menjawab: Menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang lalu.” (HR. Muslim 1162) Dan dalam riwayat lain Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Puasa Asyura aku harapkan agar menghapus dosa-dosa tahun yang lalu." (HR. Muslim 3 / 167, Abu Dawud 2425, Al-Baihaqi 4 / 286, Ahmad 5 / 295)
Amalan di Bulan Muharram
Keutamaan berpuasa di bulan Muharram oleh para ulama telah disepakati, namun terdapat silang pendapat di antara mereka tentang hukum dan waktunya. Ada sebagian pendapat yang mengatakan wajib, tetapi jumhur ulama berpendapat hukumnya adalah sunnah. Demikian pula tentang waktunya mereka bersilang pendapat. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah:
Hari yang kesepuluh saja. Berdasarkan dlahir hadits-hadits yang telah lewat penyebutannya.
Hari kesembilan dan kesepuluh. Berdasarkan penggabungan dua hadits yang insya Allah akan datang uraiannya.
Hari yang kesembilan dan kesepuluh atau hari yang kesepuluh dan kesebelas, berdasarkan dalil-dalil yang menerangkan diwajibkannya untuk menyelisihi Ahlul Kitab.
Hari yang kesembilan saja. Berdasarkan hadits-hadits Ibnu Abbas radliyallahu `anhuma bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh jika aku masih hidup hingga tahun mendatang, aku akan berpuasa di hari yang kesembilan. (HR. Muslim 1134)
Diantara pendapat yang paling mendekati kebenaran adalah pendapat kedua yang menyatakan disyariatkannya puasa di bulan Muharram di hari yang kesembilan dan kesepuluh. Pendapat ini yang dianut kebanyakan para ulama, seperti: Imam Syafii, Imam Ahmad, Ishaq bin Rahawaih, Ibnul Qayyim dan lain-lain dari selain mereka. Hal ini berdasarkan pemaduan hadits-hadits yang dlahirnya Rasulullah melakukan puasa di hari kesepuluh sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas, Abu Hurairah dan Abu Qatadah yang telah lewat, dengan hadits yang dlahirnya bahwa beliau berniat untuk berpuasa di hari yang kesembilan sebagaimana hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Sementara di antara keutamaan lain yang terkandung di bulan Muharram adalah sebagai berikut: Dosa yang dilakukan pada bulan-bulan yang dimuliakan tersebut lebih dahsyat dari bulan-bulan selainnya. Dan begitu juga sebaliknya bahwa pahala amal shalih begitu besar dibandingkan bulan-bulan lainnya. Allah Subhaanahu wa Taala berfirman, artinya: Janganlah kalian mendzalimi diri-diri kalian di dalamnya -bulan-bulan tersebut- (QS. at-Taubah: 36)
Berkata Ibnu Katsir: Di bulan-bulan yang Allah tetapkan di dalam setahun kemudian Allah khususkan dari bulan-bulan tersebut empat bulan, yang Allah menjadikan sebagai bulan-bulan yang mulia dan mengagungkan kemulyaaannya, dan menetapkan perbuatan dosa di dalamnya sangat besar, begitu pula dengan amal shalih pahalanya begitu besar. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir pada QS. at-Taubah:36)
Disunnahkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram, khususnya berpuasa pada tanggal 10 Muharram (puasa ˜Asyura).
Rasulullah Shallallaahu ˜alaihi wa sallam bersabda, Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah al-Muharram. (HR. Muslim) dan di dalam hadits yang lain beliau juga bersabda, Puasa ˜Asyura menghapus kesalahan setahun yang telah lalu. (HR. Muslim).
Ibnu Abbas berkata. Tidaklah aku melihat Rasulullah lebih menjaga puasa pada hari yang diutamakannya dari hari yang lain kecuali hari ini, yaitu ˜Asyura. (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib).
Sedangkan diantara amalan yang dianjurkan dalam bulan Muharram adalah sebagai berikut: Tidak berbuat dzalim pada bulan ini, baik yang kecil maupun yang besar. Allah Subhaanahu wa Taala berfirman, ¦maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu. (QS. at-Taubah: 36)
Rasulullah Shallallaahu˜alaihi wa sallam bersabda, Takutlah kalian terhadap kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat. (HR. Muslim dan lainnya)
Dalam hadits yang lain beliau bersabda, Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya dari pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturrahim. (ash-Shahihah, no. 915).
Demikian tulisan yang bisa kami sajikan dan disarikan dari berbagai sumber. Semoga Allah SWT memberikan karunia dan rahmat kepada kita sehingga tergolong sebagai orang-orang yang bertaqwa, beriman dan bersyukur yang semata-mata mengharapkan ridha Allah dengan memberikan ampunan dan pahala yang besar.

Rabu, 10 Desember 2008

KEUTAMAAN TAHAJJUD

(TAUSIYAH TEH NINIH DALAM MALAM MUHASABAH MUSLIMAH, 15 NOVEMBER 2008)
Ada 3 amalan yang menjamin seseorang masuk surga-Nya, yaitu mengucapkan salam, memberi makan kepada orang lain, serta mendirikan shalat malam ketika orang lain tertidur lelap. Insya Allah ia akan memperoleh surga dunia-akhirat, subhanallah! Adapun waktu-waktu utama untuk shalat malam:1. 1/3 malam pertama yaitu antara waktu sesudah Isya hingga pukul 10, disebut sebagai WAKTU SANGAT UTAMA, 2. 1/3 malam kedua, yaitu antara pukul 10 sampai jam 1, disebut WAKTU LEBIH UTAMA, 3. 1/3 malam ketiga/terakhir, yaitu antara pukul 1 malam hingga sebelum waktu Subuh, disebut WAKTU PALING UTAMA. Dari penjelasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa waktu utama untuk shalat tahajjud sebaiknya dilaksanakan di atas pukul 01.00. Rasulullah dan para sahabat beliau umumnya shalat selama kurang lebih 2 jam, antara pukul setengah dua hingga setengah empat, diawali dengan 2 rakaat shalat iftitah (pembuka, surah-surah pendek yang dibaca, sebagai penyemangat), lalu dilanjutkan dengan 8 rakaat shalat tahjjud, dengan bacaan yang lebih panjang/berat, dan ditutup dengan 3 rakaat witir. Kadangkala, Rasulullah juga shalat sebanyak 11 rakaat atau 13 rakaat, dan 1 witir.Kata Teteh, pernah ada penelitian terhadap anak-anak yang selama 45 hari istiqamah untuk qiyamullail, ternyata hasilnya menunjukkan mereka yang terus kontinu shalat malam selama 45 hari penuh tampak lebih tenang dan mampu mengendalikan diri. Artinya survei berhasil membuktikan bahwa shalat tahajjud memberi efek positif terhadap kesehatan jiwa seseorang. Bahkan dari segi medis, juga telah terbukti bahwa mereka yang menderita kanker dan tekun mendirikan shalat malam, pertumbuhan sel-sel kankernya berhasil diredam dan disembuhkan! Apalagi untuk kita yang selama ini sehat wal afiat ya, insya Allah akan kian bugar?Surah yang terkait dengan anjuran untuk bertahajjud adalah QS Al-Israa', 79-81:[17.79] Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.[17.80] Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.[17.81] Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.Selain itu juga QS Ali Imran: 190-200, di mana salah satu adab yang dianjurkan dilakukan sebelum bertahajjud adalah membacakan ayat-ayat surah Ali Imran ini seraya menatap langit...[3.190] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,[3.191] (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.[3.192] Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun.[3.193] Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.[3.194] Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."[3.195] Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."[3.196] Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.[3.197] Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.[3.198] Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan-nya bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.[3.199] Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan-nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.[3.200] Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.Beberapa tips supaya shalat malam kita terasa kenikmatannya antara lain:- Khalifah Umar selalu shalat witir sebelum tidur- Coba ditartilkan supaya lebih semangat,- bersiwak dulu agar lebih khusyu',- punya mihrab sendiri,sehingga shalat, muraja'ah, baca tafsir, maupun dzikir kian khusyu' dan tenang,- senantiasa memanjatkan doa kepada Allah agar mengenyahkan ilah-ilah lain sehingga seluruh rongga hati dan pori-pori kita ini hanya berisi ingatan-ingatan tunggal kepada-Nya semata-banyak mengingat mati, sehingga hati ini makin lembut dan mudah menangis, ingat dosa-dosa kita yang bertumpuk - untuk ibu rumah tangga, bila terkendala dengan jadwal tamu bulanan, sebaiknya memaksimalkan dhuha 12 rakaat.Subhanallah, insya Allah perjuangan berat untuk menghadiri Muhasabah ini sungguh teramat tak berarti dengan nilai kajian Teteh..."Hati-hatilah dengan waktu, jangan terlena dengan kenikmatan dunia yang penuh tipu daya dan hanya fatamorgana..."


Keutamaan Belajar dan Mengajarkan Al-quran

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mengerjakan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”.(Faathir:29-30).
Mempelajari Alquran sangat diperlukan. Disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasul Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah, membaca kitab Allah dan mempelajarinya, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat, dan mereka akan disebut-sebut Allah dihadapan orang-orang yang ada di sisi-Nya (para malaikat), dan barang siapa amalnya kurang, tidak dapat ditambah oleh nasabnya. (Diriwayatkan oleh Muslim No. 2699).
Sabda Rasul dalam hadis ini, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah”, “Rumah” di sini bukanlah batas, terbukti dengan sebuah hadis riwayat Muslim yang lain yang mengatakan: “Tidaklah suatu kaum berzikir kepada Allah, melainkan akan diliputi oleh para malaikat….” Jika berkumpul di tempat lain, selain rumah Allah (mesjid) maka bagi mereka keutamaan yang sama dengan mereka yang berkumpul di mesjid. Pembatasan “di rumah Allah” dalam hadis di atas, hanyalah karena seringnya tempat itu dijadikan tempat berkumpul, akan tetapi tidak ada keharusan; Berkumpul untuk membaca dan mempelajari ayat-ayat Alquran dan kandungan hukumnya, di mana pun tempatnya akan mendapatkan keutamaan yang sama. Adapun jika berkumpul untuk belajar di mesjid lebih utama, hal itu dikarenakan mesjid mempunyai keistimewaan dan kekhususan yang tidak dimiliki oleh tempat yang lain.
Diriwayatkan oleh ibnu Masud ra. ia berkata, Rasul Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa membaca satu huruf dari Alquran, maka ia akan memperoleh kebaikan. Kebaikan itu berlipat sepuluh kali. Aku tidak mengatakan, Alif Laam Miim satu huruf, akan tetapi, Alif adalah huruf, Lam huruf, dan Mim huruf. (At Tirmidzi. Nomor:3075).
Dari Usman bin Affan ra. dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam ia bersabda;
“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain”.(Bukhari no : 4739).
Hadis ini menunjukkan akan keutamaan membaca Alquran. Suatu ketika Sufyan Tsauri ditanya, manakah yang engkau cintai orang yang berperang atau yang membaca Alquran? Ia berkata, membaca Alquran, karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain”. Imam Abu Abdurrahman As-Sulami tetap mengajarkan Alquran selama empat puluh tahun di mesjid agung Kufah disebabkan karena ia telah mendengar hadis ini. Setiap kali ia meriwayatkan hadis ini, selalu berkata: “Inilah yang mendudukkan aku di kursi ini”.
Al Hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Quran halaman 126-127 berkata: [Maksud dari sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkan kepada orang lain" adalah, bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang mengikuti dan meneladani para rasul. Mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan orang lain. Hal itu merupakan gabungan antara manfaat yang terbatas untuk diri mereka dan yang menular kepada orang lain.
DariAbdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Bacakan Alquran kepadaku. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, aku harus membacakan Alquran kepada baginda, sedangkan kepada bagidalah Alquran diturunkan? Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang selainku. Kemudian aku membaca surat An-Nisa'. Ketika sampai pada ayat yang berbunyi: {Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu).} Aku angkat kepalaku atau secara mendadak ada seseorang berada di sampingku. Dan ketika aku angkat kepalaku, aku melihat beliau mencucurkan air mata. Sahih Muslim No: 1332
Imam Nawawi berkata [Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari hadis ini, di antaranya: sunat hukumnya mendengarkan bacaan Alquran, merenungi, dan menangis ketika mendengarnya, dan sunat hukumnya seseorang meminta kepada orang lain untuk membaca Al Quran agar dia mendengarkannya, dan cara ini lebih mantap untuk memahami dan mentadabburi Al Quran, dibandingkan dengan membaca sendiri].
“Orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan dia mahir melakukannya, kelak mendapat tempat di dalam Syurga bersama-sama dengan rasul-rasul yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi dia tidak mahir, membacanya tertegun-tegun dan nampak agak berat lidahnya (belum lancar), dia akan mendapat dua pahala.” (Riwayat Bukhari & Muslim)
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Utrujjah yang baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak berbau sedang rasanya enak dan manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti raihanah yang baunya harum sedang rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti hanzhalah yang tidak berbau sedang rasanya pahit.” (Riwayat Bukhari & Muslim)
“Sesunggunya Allah swt mengangkat derajat beberapa golongan manusia dengan kalam ini dan merendahkan derajat golongan lainnya.” (Riwayat Bukhari & Muslim)
“Bacalah Al-Qur’an karena dia akan datang pada hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi pembacanya.” (Riwayat Muslim)
“Tidak bisa iri hati, kecuali kepada dua seperti orang: yaitu orang lelaki yang diberi Allah swt pengetahuan tentang Al-Qur’an dan diamalkannya sepanjang malam dan siang; dan orang lelaki yang dianugerahi Allah swt harta, kemudian dia menafkahkannya sepanjang malam dan siang.” (Riwayat Bukhari & Muslim)
Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman: “Barangsiapa disibukkan dengan mengkaji Al-Qur’an dan menyebut nama-Ku, sehingga tidak sempat meminta kepada-KU, maka Aku berikan kepadanya sebaik-baik pemberian yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan kalam Allah atas perkataan lainnya adalah seperti, keutamaan Allah atas makhluk-Nya. (Riwayat Tirmidzi)
“Sesungguhnya orang yang tidak terdapat dalam rongga badannya sesuatu dari Al-Qur’an adalah seperti rumah yang roboh.” (Riwayat Tirmidzi)
“Dikatakan kepada pembaca Al-Qur’an, bacalah dan naiklah serta bacalah dengan tartil seperti engkau membacanya di dunia karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.” (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’I)
“Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, Allah memakaikan pada kedua orang tuanya di hari kiamat suatu mahkota yang sinarnya lebih bagus dari pada sinar matahari di rumah-rumah di dunia. Maka bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang mengamalkan ini.” (Riwayat Abu Dawud)
Abdul Humaidi Al-Hamani, berkata: “Aku bertanya kepada Sufyan Ath-Thauri, manakah yang lebih engkau sukai, orang yang berperang atau orang yang membaca Al-Qur’an?” Sufyan menjawab: “Membaca Al-Qur’an. Karena Nabi saw bersabda: "Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Selasa, 09 Desember 2008

Amalan Ahli Surga

Amalan Ahli Surga
Syaikh Said Hawa dalam salah satu bukunya “TAZKIYATUN NAFS / MENYUCIKAN JIWA” yang merupakan ringkasan dari KITAB IHYA’ ULUMUDDIN – IMAM AL GHOZALI yang termahsyur itu menyampaikan bahwa, ada 5 prasyarat untuk masuk surga (tetap istiqomah berada dalam amalan ahli surga), diantaranya :

MENJAGA ISTIQOMAH & KONSISTENSI DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH SWT
Istiqomah berarti berpendirian teguh atas jalan yang lurus, berpegang pada akidah Islam dan melaksanakan syariat dengan teguh, tidak berubah dan berpaling walau dalam apa-apa keadaan sekalipun.
”Katakanlah (Wahai Muhammad) : ’Sesungguhnya Aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepada Aku bahwa Tuhan kamu hanyalah Tuhan yang satu, maka hendaklah kamu teguh di atas jalan yang betul lurus (yang membawa kepada mencapai keredhaan-Nya)……” (Q.S. Fushilat : 6)
(Rawahul Muslim) : Katakanlah: ”Saya beriman dengan Allah kemudian teguhkan pendirian kamu.”
MELAKUKAN AMAL IBADAH DENGAN PENUH KESERIUSAN
Ibadah secara bahasa bermakna merendahkan diri dan tunduk. Sedang secara istilah, ulama banyak memberikan makna. Namun makna yang paling lengkap adalah seperti yang didefinisikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yaitu : Suatu kata yang meliputi segala perbuatan dan perkataan, zhohir maupun batin yang dicintai dan diridhoi oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dengan demikian ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu : ibadah hati, ibadah lisan dan ibadah anggota badan.
Semua amalan dapat dikatakan sebagai ibadah yang diterima bila memenuhi dua syarat, yaitu Ikhlash dan mutaba’ah (mengikuti tuntunan Nabi shollallohu ‘alaihi wassalam). Kedua syarat ini terangkum dalam firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya :
“…Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS: Al Kahfi: 110).
SELALU MENUMBUHKAN "MUROQOBATULLAH" BAIK DALAM KESENDIRIAN MAUPUN KEBERSAMAAN
Muroqobah berarti Merasakan kesertaan Allah dalam setiap aktifitas yang kita lakukan, Allah berfirman :“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan melihat pula perubahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud“ (Q.S. Asy Syura : 218-219)
Dan dalam Hadist tentang Ihsan, dikatakan :“Hendaklah kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika memang kamu tidak melihatNya, maka sesungguhnya Allah melihat kamu“
MENANTIKAN DATANGNYA KEMATIAN DENGAN PENUH KESIAPAN
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) Tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang.
Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati. Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini :
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
MEMBIASAKAN DIRI BERMUHASABAH
Muhasabah berasal dari kata hasibah yang artinya menghisap atau menghitung. Dalam penggunaan katanya, muhasabah diidentikkan dengan menilai diri sendiri atau mudahnya adalah MENGEVALUASI.
Dalam melakukan muhasabah, seorang muslim menilai dirinya, apakah dirinya lebih banyak berbuat baik (beribadah) ataukah malah lebih banyak berbuat jahat (bermaksiat) dalam kehidupan sehari-hari. Dia mesti objektif melakukan penilaian, menggunakan Al Qur’an dan Sunnah sebagai dasar/basis melakukan penilaian, bukan berdasar keinginan diri/sesuka hati.

Wanita Ahli Surga Dan Ciri-Cirinya

بسم الله الرحمن الرحيم

Azhari Asri dan Redaksi
[MUSLIMAH XVII/1418/1997/Kajian Kali Ini]

Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.
Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)
Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, di antaranya :
“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)
“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)
“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :
“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)
Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga
Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?
Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.
Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13)
Wallahu A’lam Bis Shawab

Para Ahli Neraka

Nabi Muhammad s.a.w bertanya kepada Jibril a.s. : "Siapakah penduduk masing-masing pintu neraka?Jawabnya: "Pintu yang terbawah untuk orang-orang munafiq, orang-orang yang kafir setelah diturunkan hidangan mujizat Nabi Isa a.s. serta keluarga Firaun sedang namanya Alhawiyah.Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim,pintu ketiga tempat orang-orang shobi'in bernama Saqar.Pintu keempat tempat iblis laknatullah dan pengikutnya dari kaum Majusi bernama Ladha,pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah.Pintu keenam tempat orang-orang kristien (Nasara) bernama Sa'ie."Kemudian Jibril diam segan pada Nabi Muhammad s.a.w sehingga Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ketujuh?"Jawab Jibril: "Didalamnya orang-orang yang berdosa besar dari ummatmu yang sampai mati belum sempat bertaubat."Maka Nabi Muhammad s.a.w jatuh pingsan ketika mendengar keterangan Jibril itu, sehingga Jibril meletakkan kepala Nabi Muhammad s.a.w dipangkuan Jibril sehingga sadar kembali.Dan ketika sudah sadar Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummatku yang akan masuk neraka?"Jawab Jibril: "Ya, iaitu orang yang berdosa besar dari ummatmu."Kemudian Nabi Muhammad s.a.w menangis, Jibril juga menangis karena melihat tangisan Nabi Muhammad s.a.wKemudian Nabi Muhammad s.a.w masuk kedalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sholat kemudian masuk kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sholat selalu menangis dan minta kepada Allah s.w.t.Dan pada hari ketiga datang Abu Bakar r.a. kerumah Nabi Muhammad s.a.w mengucapkan: "Assalamu'alaikum yang ahla baiti rahmah. apakah dapat bertemu kepada Nabi Muhammad s.a.w?"Maka tidak ada yang menjawabnya, sehingga ia menepi untuk menangis, kemudian Umar datang dan berkata: "Assalamu'alaikum ya ahla baiti rahmah, apakah dapat bertemu dengan Rasulullah s.a.w?" Dan ketika tidak mendapat jawaban dia pun menepi dan menangiskemudian datang Salman Alfarisi dan berdiri dimuka pintu sambil mengucapkan: "Assalamu'alaikum ya ahla baiti rahmah, apakah dapat bertemu dengan Junjunganku Rasulullah s.a.w.?" Dan ketika tidak mendapat jawaban, dia menangis sehingga jatuh dan bangun.Sehingga sampai kerumah Fatimah r.a. dan didepan pintunya ia mengucapkan: "Assalamu'alaikum hai puteri Rasulullah s.a.w."Kebetulan pada masa itu Ali r.a. tiada dirumah, lalu bertanya: "Hai puteri Rasulullah, sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah beberapa hari tidak keluar kecuali untuk sholat dan tidak berkata apa-apa kepada orang dan juga tidak mengizinkan orang-orang bertemu dengannya."Maka segeralah Fatimah memakai baju yang panjang dan pergi sehingga apabila beliau sampai kedepan muka pintu rumah Rasulullah s.a.w. dan memberi salam sambil berkata: "Saya Fatimah, ya Rasulullah."Sedang Rasulullah s.a.w. bersujud sambil menangis, lalu Rasulullah s.a.w. mengangkat kepalanya dan bertanya: "Mengapakah kesayanganku?" Apabila pintu dibuka maka masuklah Fatimah kedalam rumah Rasulullah s.a.w. dan ketika melihat Rasulullah s.a.w. menangislah ia kerana melihat Rasulullah s.a.w. pucat dan sembam muka karena banyak menangis dan sangat sedih.lalu ia bertanya: "Ya Rasulullah, apakah yang menimpamu?"Jawab Rasulullah s.a.w.: "Jibril datang kepadaku dan menerangkan sifat-sifat neraka jahannam dan menerangkankan bahwa bagian paling atas dari semua tingkat neraka jahannam itu adalah untuk umatku yang berbuat dosa-dosa besar, maka itulah yang menyebabkan aku menangis dan berduka cita."Fatimah bertanya lagi: "Ya Rasulullah, bagaimana caranya mereka masuk?"Jawab Rasulullah s.a.w.: "Diiring oleh Malaikat ke neraka, tanpa dihitamkan muka juga tidak biru mata mereka dan tidak ditutup mulut mereka dan tidak digandingkan dengan syaitan, bahkan tidak dibelenggu atau dirantai."Ditanya Fatimah lagi: "Lalu bagaimana cara Malaikat menuntun mereka?"Jawab Rasulullah s.a.w.: "Adapun kaum lelaki ditarik janggutnya sedangkan yang perempuan ditarik rambutnya, maka beberapa banyak dari orang-orang tua dari ummatku yang mengeluh ketika diseret ke neraka: Alangkah tua dan lemahkudemikian juga yang muda mengeluh: Wahai kemudaanku dan bagus rupaku,sedang wanita mengeluh: Wahai alangkah maluku sehingga dibawa Malaikat Malik.,dan ketika dilihat oleh Malaikat Malik lalu bertanya: "Siapakah mereka itu, maka tidak pernah saya dapatkan orang yang akan tersiksa seperti orang-orang ibi, muka mereka tidak hitam, matanya tidak biru, mulut mereka juga tidak tertutup dan tidak juga diikat bersama syaitannya, dan tidak dibelenggu atau dirantai leher mereka?Jawab Malaikat: "Demikianlah kami diperintahkan membawa orang-orang ini kepadamu sedemikian rupa."Lalu ditanya oleh Malaikat Malik: "Siapakah kalian, wahai orang-orang yang celaka?"Dalam riwayat lain dikatakan ketika mereka diiring oleh Malaikat Malik selalu memanggil: "Wa Muhammad."Tetapi setelah melihat muka mereka, Malaikat Malik pun lupa, karena hebatnya akan nama Rasulullah s.a.w. Malaikat Malik, lalu ditanya: "Siapakah kamu?"Jawab mereka: "Kami ummat yang dituruni Al-Quran dan kami telah puasa bulan Ramadhan."Lalu Malaikat Malik berkata: "Al-Quran tidak diturunkan kecuali kepada ummat Rasulullah s.a.w.."Maka ketika itu mereka menjerit: "Kami ummat Nabi Muhammad s.a.w"Maka Malaikat Malik bertanya: "Tidakkah telah ada larangan dalam Al-Quran dari maksiat terhadap Allah subhanahu wa ta'ala."Dan ketika berada ditepi neraka jahannam dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah,mereka berkata: "Ya Malik, diizinkan saya akan menangis."Maka diizinkan, lalu mereka menangis sampai habis airmata mereka, kemudian mereka menangis lagi dengan darah, sehingga Malaikat Malik berkata:"Alangkah baiknya tangisan ini terjadi ketika kalian masih di dunia kerana takut kepada Allah s.w.t., niscaya kamu tidak akan disentuh oleh api neraka pada hari ini"lalu Malaikat Malik berkata kepada Malaikat Zabaniyah: "Lemparkan mereka kedalam neraka."dan bila telah dilempar mereka serentak menjerit: "La illaha illallah."maka surutlah api neraka, Malaikat Malik berkata: "Hai api, sambarlah mereka."Jawab api: "Bagaimana aku menyambar mereka, padahal mereka menyebut La illaha illallah."Malaikat Malik berkata: "Demikianlah perintah Tuhan Rabbul arsy."Maka ditangkaplah mereka oleh api, ada yang hanya sampai tapak kaki, ada yang sampai kelutut, ada yang sampai kemuka.Malaikat Malik berkata: "jangan membakar muka mereka karena mereka telah lama sujud kepada Allah s.w.t., juga jangan membakar hati mereka karena mereka telah haus pada bulan Ramadhan."Maka tinggal dalam neraka beberapa lama sambil menyebut: "Ya Arhamar Rahimin, Ya Hannan, Ya Mannan."Kemudian bila telah selesai hukuman mereka, maka Allah s.w.t.memanggil Jibril dan bertanya:"Ya Jibril, bagaimanakah keadaan orang-orang yang maksiat dari ummat Nabi Muhammad s.a.w?"Jawab Jibril: "Ya Tuhan, Engkau lebih mengetahui."Lalu diperintahkan: "Pergilah kau lihatkan keadaan mereka."Maka pergilah Jibril a.s. kepada Malaikat Malik yang sedang duduk diatas mimbar ditengah-tengah jahannam.Ketika Malaikat Malik melihat Jibril segera ia bangun hormat dan berkata: "Ya Jibril, mengapakah kau datang kesini?"Jawab Jibril: "Bagaimanakah keadaan rombongan yang maksiat dari ummat Rasulullah s.a.w.?"Jawab Malaikat Malik: "Sungguh ngeri keadaan mereka dan sempit tempat mereka, mereka telah terbakar badan dan daging mereka kecuali muka dan hati mereka masih berkilauan iman."Jibril berkata: "Bukalah tutup mereka supaya saya dapat melhat mereka."Maka Malaikat Malik menyuruh Malaikat Zabaniyah membuka tutup mereka dan ketika mereka melihat Jibril mereka mengerti bahwa ini bukan Malaikat yang menyiksa manusia,lalu mereka bertanya: "Siapakah hamba yang sangat bagus rupanya itu?"Jawab Malaikat Malik: "Itu Jibril yang biasa membawa wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w."Ketika mereka mendengar nama Nabi Muhammad s.a.w. .....maka serentaklah mereka menjerit: "Ya Jibril, sampaikan salam kami kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan beritakan bahwa maksiat kamilah yang memisahkan kami dengannya serta sampaikan keadaan kami kepadanya."Maka kembalilah Jibril menghadap kepada Allah s.w.t. lalu ditanya:"Bagaimana kamu melihat ummat Muhammad?"Jawab Jibril: "Ya Tuhan, alangkah jeleknya keadaan mereka dan sempit tempat mereka."Lalu Allah s.w.t. bertanya lagi:"Apakah mereka minta apa-apa kepadamu?"Jawab Jibril: "Ya, mereka minta disampaikan salam mereka kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan diberitakan kepadanya keadaan mereka."Maka Allah s.w.t. menyuruh Jibril menyampaikan semua pesanan itu kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang tinggal dalam kemah dari permata yang putih, mempunyai empat ribu buah pintu dan tiap-tiap pintu terdapat dua daun pintu dari emas,maka berkata Jibril: "Ya Muhammad, saya datang kepadamu dari rombongan orang-orang yang derhaka dari ummatmu yang masih tersiksa dalam neraka, mereka menyampaikan salam kepadamu dan mengeluh bahawa keadaan mereka sangat jelek dan sangat sempit tempat mereka."Maka pergilah Nabi Muhammad s.a.w. kebawah arsy dan bersujud dan memuji Allah s.w.t. dengan ucapan yang tidak pernah diucapkan oleh seorang makhlukpunSehingga Allah s.w.t. menyuruh Nabi Muhammad s.a.w.: "Angkatlah kepalamu dan mintalah niscaya akan diberikan, dan ajukan syafa'atmu pasti akan diterima."Maka Nabi Muhammad s.a.w. berkata: "Ya Tuhan, orang-orang yang durhaka dari ummatku telah terlaksana pada mereka hukumMu dan balasanMu, maka terimalah syafa'atku."Allah s.w.t. berfirman: "Aku terima syafa'atmu terhadap mereka, maka pergilah ke neraka dan keluarkan daripadanya orang yang pernah mengucap Laa ilaha illallah."Maka pergilah Nabi Muhammad s.a.w. keneraka dan ketika dilihat oleh Malaiakt Malik,Maka segera ia bangkit hormat lalu ditanya: "Hai Malik, bagaimanakah keadaan ummatku yang durhaka?"Jawab Malaikat Malik: "Alangkah jeleknya keadaan mereka dan sempit tempat mereka."Maka diperintahkan membuka pintu dan angkat tutupnya, maka apabila orang-orang didalam neraka itu melihat Nabi Muhammad s.a.w.maka mereka menjerit serentak: "Ya Nabi Muhammad s.a.w., api neraka telah membakar kulit kami."Maka dikeluarkan semuanya berupa arang, lalu dibawa mereka kesungai dimuka pintu syurga yang bernama Nahrulhayawan, dan disana mereka mandi kemudian keluar sebagai orang muda yang gagah, elok, cerah matanya sedangkan wajah mereka bagaikan bulan dan tertulis didahi mereka Aljahanamiyun atau orang-orang jahannam yang telah dibebaskan oleh Allah s.w.t..Dari neraka kemudiannya mereka masuk kesyurga, maka apabila orang-orang neraka itu melihat kaum muslimin telah dilepaskan dari neraka,mereka berkata: "Aduh, sekiranya kami dahulu Islam tentu kami dapat keluar dari neraka."Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Pada hari kiamat kelak akan didatangkan maut itu berupa kambing kibas putih hitam, lalu dipanggil orang-orang syurga dan ditanya: "Apakah kenal manut?" Maka mereka melihat dan mengenalnya, demikian pula ahli neraka ditanya: "Apakah kenal maut?" Mereka melihat dan mengenalnya, kemudian kambing itu disembelih diantara syurga dan neraka, lalu diberitahu: "Hai ahli syurga kini kekal tanpa mati, hai ahli neraka kini kekal tanpa mati."Demikianlah ayat: Wa andzirhum yaumal hasrati idz qudhiyal amru (Yang artinya) Peringatkanlah kepada mereka akan hari penyesalan ketika maut telah dihapuskan."Abu Hurairah r.a. berkata: "Janganlah gembira seorang yang hamba dengan suatu nikmat karena dibelakangnya ada yang mengejarnya yaitu jahannam, tiap-tiap berkurang ditambah pula nyalanya."Semoga dengan artikel ini, kita dapat menumbuhkan rasa takut, harap dan cinta kita kepada Allah s.w.t, dengan terus memohonkan ampun kepada Allah s.w.t., berdzikir kepada-Nya, menaati perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan juga menumbuhkan rasa cinta kita kepada baginda, Muhammad s.a.w, dengan terus menyempatkan waktu kita untuk bersyalawat kepada baginda, beserta mengamalkan SUNNAH-SUNNAHnya dan menjauhi BID'AH, mudah-mudahan, kita tergolong orang-orang yang diselamatkan dan dirahmati Allah s.w.t Amin, ya rabbal 'alamin.Wallahu 'alam Bishowwab.Jazzakullah khayrWassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sumber:http://afiqsafuan.blogspot.com/2008/05/sifat-neraka-serta-ahlinya.html

DAHSYATNYA API NERAKA

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Wahai manusia yang durhaka dan senantiasa bergelimang dengan maksiat dan dosa, tidakkah kedahsyatan jahannam menggetarkan hatimu? Allahmenyediakan bagi hamba-hamba-Nya yang ingkar lagi sombong. Ingatlahtatkala jahannam ditarik dengan 70.000 tali kekang dan setiap taliditarik oleh 70.000 malaikat, saat itu orang-orang kafir dalam kehinaan,mereka berharap seandainya dapat menebus semua itu dengan emas sebesardunia.Sungguh besar kehinaan dan kecelakaan para penghuninya. Sungai nerakaadalah darah dan nanah busuk yang menggelegak, minumannya adalah airyang mendidih, naungannya adalah awan hitam yang panas, anginnya adalahsamum yang membawa hawa panas, makanannya adalah zaqqum yang jikasetetesnya jatuh ke bumi, niscaya hancurlah dunia dan seisinya, bahanbakarnya adalah manusia dan batu api, panasnya membakar kulit hingga keulu hati, pakaiannya adalah baju ter yang membakar, kedalamannya sejauhbatu yang diluncurkan selama 70 tahun. Suara neraka akan meraung geramkepada penghuninya. Mereka akan dibelenggu dengan rantai besi membaradan dipukul dengan palu godam, yang jika mengenai sebuah gunung niscayagunung tesebut akan menjadi abu, wajah-wajah mereka diseret di atas baraapi sedang tangan mereka terikat. Duhai . kecelakaan apalagi yang pedihbesar dari itu semua. Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mudari siksa Jahannam . Amiin.
LOKASI NERAKA
Jika surga terletak di langit ke tujuh, maka sebagian salaf berkataneraka terletak di dasar bumi yang ke tujuh (begitu pendapat Ibnu Mas’uddan lainnya). Namun para jumhur tawaqquf (berdiam diri) dalam masalahini, dan inilah pendapat yang dipilih oleh As-Suyuthi dan WaliyullahAd-Dahlawi.
PEMANDANGAN LAIN DI JAHANNAM
1.. Di Jahannam terdapat sebuah gunung api Shu’uda yang Allahmemerintahkan orang kafir (Al-Walid bin Mughirah) untuk mendakinya.(Lihat QS. Al-Muddatstsir: 17).Menurut riwayat Imam Ahmad, setiap kalidia meletakkan tangannya di atas gunung tersebut, maka tangannyalangsung meleleh. Dan ketika diangkat kembali seperti semula. Dia akanmenghabiskan waktu selama 70 tahun untuk mendakinya, dan menuruninyaselama 70 tahun juga.
2.. Di Jahannam juga terdapat lembah Al-Ghayy, yaitu lembah di dasarJahannam yang dialiri nanah bercampur darah dari para penghuni neraka.Lembah ini disediakan Allah kepada mereka yang meremehkan shalat danmengikuti syahwatnya.(Lihat QS. Maryam: 59).
3.. Juga lembah Atsam yang berisi ular dan kalajengking, adzab didalamnya berlipat-lipat. Lembah ini diperuntukkan bagi mereka yangberbuat syirik, berzina dan membunuh jiwa tanpa hak.(Lihat QS.Al-Furqan: 68).
4.. Ada juga lembah Maubiqa yang berisi nanah di dalam neraka Jahannam.Allah menyiapkannya untuk para penyembah berhala.(Lihat QS. Al-Kahfi:51-52).
5.. Ada juga sebuah rumah bernama Al-Falaq, Ibnu Rajab mengatakan jikapintunya dibuka, maka seluruh penduduk neraka akan menjerit karena tidakmampu menahan panasnya. Wallahu a’lam.
6.. Di Jahannam juga terdapat penjara Bulas dimana orang-orang yangmenyombongkan diri akan digiring seperti semut-semut kecil berbentukmanusia, mereka diselimuti dengan kobaran api dan terbenam dalamkeringat dan nanah yang bercampur darah penduduk neraka.(HR. Ahmad,hasan).
7.. Belenggu Jahannam. Di dalam Jahannam ada tiga belenggu; Al-Aghlal,yaitu belenggu dari besi membara yang dipasang dileher penduduk neraka.(QS. Saba: 33),Al-Ashfad, yaitu tali api yang sangat kuat sehinggamembuat seseorang tak berdaya.(QS. Ibrahim: 49)dan As-Salasil, yaiturantai besi yang panjangnya 70 hasta.(QS. Al-Haqqah: 32).
8.. Cambuk Jahannam. Allah berfirman: “Dan untuk mereka cambuk-cambukdari besi.”(QS. Al-Hajj: 21).
PARA PENJAGA NERAKA
Allah menggambarkan tentang karakter malaikat penjaga neraka, merekaadalah makhluk yang sangat keras dan kasar. Allah berfirman:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganyamalaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allahterhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakanapa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim: 6).
MAKANAN DAN MINUMAN DI NERAKA
1.. Pohon Zaqqum, mayangnya seperti kepala syetan, tumbuh di bawah dasarneraka Jahim, setiap yang memakannya, maka ususnya akan terburai.(QS.Ash-Shaffat: 62-68).
2.. Pohon Dhari, yaitu pohon duri yang sangat keras, tidak dapatmenggemukkan dan tidak menghilangkan lapar, karena ia menyumbattenggorokan, tidak keluar dan tidak juga masuk ke dalam perut, demikianmenurut Ibnu Abbas.(QS. Al-Ghasiyah: 6).
3.. Ghislin, yaitu nanah bercampur darah yang keluar dari tubuh pendudukneraka.(QS. Al-Haqqah: 35-37).
4.. Al-Hamim, yaitu air yang sangat panas yang akan disuguhkan denganbesi panas yang ujungnya dibengkokkan.(QS. An-Naba’: 24-25).
5.. Al-Ghassaq, air yang sangat dingin. Menurut Ibnu Umar ia adalahnanah kental yang jika setetesnya ditumpahkan di barat bumi, niscayapenduduk timur akan mencium baunya yang sangat busuk.
6.. Ash-Shadid, (QS. Ibrahim: 16), yaitu air nanah bercampur darah. IbnuRajab berkata, air shadid akan membuat wajah mereka hangus, sekaligusmembuat seluruh kulit kepala dan rambutnya mengelupas.
PINTU-PINTU NERAKA
Jahannam memiliki 7 pintu yang tiap-tiap pintu telah ditetapkan golonganyang akan memasukinya. Allah berfirman:“Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkankepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itumempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golonganyang tertentu dari mereka.”(QS. Al-Hijr: 43-44).
Ibnu Juraij berkata tentang ayat tersebut:“Yang pertama adalah Jahannam, kemudian neraka Ladza, neraka Huthamah,neraka Sa’ir, neraka Saqar, Jahim dan Hawiyah”.Pintu-pintu neraka tertutup rapat, sebagaimana firman Allah:“Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.” (QS. Al-Humazah: .“Mereka berada di dalam neraka yang ditutup rapat.” (QS. Al-Balad: 20).
Ibnu Rajab berkata:“Pintu-pintu neraka akan selalu tertutup sebelum dimasuki olehpenghuninya nanti pada hari kiamat. Hal ini sebagaimana yang disebutkandalam Al-Qur’an:“Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan.Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlahpintu-pintunya.”(QS. Az-Zumar: 71).
GAUNG KEGERAMAN SUARA NERAKA
Orang-orang kafir dapat mendengar raungan suara neraka yang penuh dengankegeraman dari jarak yang jauh. Allah berfirman:“Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, merekamendengar kegeramannya dan suara nyalanya.”(QS. Al-Furqan: 11).
Juga firman-Nya:“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara nerakayang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka)itu terpecah lantaran marah.”(QS. Al-Mulk: 7).
Ka’ab pernah berkata kepada Umar bin Khaththab:“Demi Allah, Neraka Jahannam akan mengeluarkan gaung suaranya. Tidak adasatu malaikat yang dekat kepada Allah atau makhluk yang lain kecualiakan terjatuh di atas kedua lututnya sambil berkata: “Ya Allah, padahari ini hendaklah manusia mengurus dirinya sendiri-sendiri.”
KADAR HAWA DAN PANAS NERAKA
Rasulullah saw. bersabda:“Api kalian yang ada sekarang ini yang digunakan bani Adam untukmembakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahannam.(HR. Bukhari danMuslim).
Ibnu Rajab menukil pendapat Ka’ab kepada Umar bin Khaththab:“Seandainya neraka Jahannam dibuka seukuran hidung lembu di bumi sebelahtimur, dan ada seseorang di belahan bumi bagian barat, pasti otaknyaakan meleleh karena tidak mampu menahan panasnya”.
Di antara penyebab hawa dan panas neraka sedemikian memuncak adalahtidak berfungsinya 3 unsur pendingin dari panas bagi manusia, yaitu air,angin dan naungan untuk berteduh. Air di jahannam adalah hamim (airpanas yang menggelegak),anginnya adalah samum (angin yang amat panas),sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asaphitam yang juga panas).(Lihat QS. Al-Waqi’ah: 41-44).
PERMOHONAN PENDUDUK NERAKA KEPADA PENDUDUK SURGA
Para penduduk neraka merasa iri dengan apa yang Allah berikan kepadapenduduk surga berupa makanan dan minuman yang sangat nikmat, merekamerengek sekiranya di antara penduduk surga ada yang mau memberikansedikit saja kepada mereka. Di antara penduduk surga ada yang merasaiba, hingga hampir-hampir memberikannya. Namun Allah mengharamkanmanakan dan minuman itu bagi penduduk neraka.(Lihat QS. Al-A’raf:44-50).
BAHAN BAKAR NERAKA
Allah berfirman:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;”(QS. At-Tahrim:6).
Sebagian mufassir mengatakan bahwa batu tersebut adalah batu korek ataubelerang, ada yang mengatakan batu berhala yang dahulu disembah orangmusyrik, mereka menjadi bahan bakar neraka sebagai penghinaan atassesembahan mereka, begitu pula para penyembahnya.(Lihat QS. Al-Anbiya’:98-99).
KONDISI PENGHUNI NERAKA
1.. Wajah mereka cacat dan terbakar. (QS. Al-Mukminun: 104).2.. Setiap kulit mereka matang karena terbakar, maka Allah akanmengganti kulit yang baru, begitulah seterusnya. (QS. An-Nisa’: 56).3.. Wajah yang hangus menghitam, karena kepala mereka akan disematkanmahkota api.4.. Penduduk neraka akan mengeluarkan bau yang sangat busuk dari tubuhmereka.
PAKAIAN DI NERAKA
1.. Pakaian dari Qathiran yang terbuat dari tembaga yang dilebur.(QS.Ibrahim: 49-50).
2.. Tikar dan selimut api (Mihad dan Ghawasy).(QS. Al-A’raf: 41).
SUMUR DAN JURANG NERAKA
Kedalamannya sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw. dalam riwayatMuslim dari Abu Hurairah:“Pada suatu hari kami bersama Nabi saw. Lantas kami mendengar suarabenda jatuh, kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Tahukah kalian, suaraapakah itu?” Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabisaw. bersabda: “Itu adalah suara batu yang dikirim dari neraka jahannamsejak 70 tahun yang lalu. Dan sekarang baru sampai ke dasar neraka.”
LUAS JAHANNAM
Untuk mengetahui luas dan besarnya jahannam, dapat dibayangkanseandainya jahannam itu memiliki 70.000 tali kekang dan setiap talikekang dipegang oleh 70.000 malaikat (Shahihul Jami’ 7.878). Juga denganmengetahui besarnya tubuh para penghuninya, yang gerahamnya sebesargunug Uhud, jarak antara kedua pundaknya sama dengan perjalanan 3 hari,tempat duduknya sejauh Makkah dan Madinah, bahkan seandainya seorangpenduduk neraka menangis, maka air matanya yang menetes dapat menjadikansebuah perahu berlayar di atasnya.
BERBAGAI BENTUK SIKSAAN BAGI PENDUDUK NERAKA
1.. Seringan-ringan siksa adalah seseorang yang memakai terompah daribara api, sehingga menyebabkan otaknya mendidih.(HR. Bukhari danMuslim).
2.. Kepala mereka akan disiram dengan air panas sehingga melelehkan otakmereka, begitu pula isi perut dan kulit mereka.(QS. Al-Hajj: 19-21).
3.. Wajah mereka akan diseret di atas bara api, juga dibolak-balikseperti daging bakar.(QS. Al-Ahzab: 66).
4.. Wajahnya akan dihitamkan seperti tertutup kepingan malam yang gelapgulita.(QS. Yunus: 27).5.. Dikepung api dari segala penjuru.(QS. Al-Ankabut: 55 dan Az-Zumar:16).
6.. Api membakar hati penduduk neraka, sehingga dari hati mereka keluarapi.
7.. Isi perut manusia akan terburai (menimpa kepada Amru bin Luhay,orang yang pertama kali merubah ajaran tauhid nabi Ibrahim menjadipenyembahan terhadap berhala).
8.. Terjun dari atas neraka, yaitu bagi mereka yang bunuh diri denganmenjatuhkan dirinya dari tempat yang tinggi.
9.. Tidak pernah mati selamanya.(QS. Ibrahim: 17).
10.. Siksaannya tidak pernah berhenti.(QS. Al-Mukmin: 49-50).
ULAR DAN KALAJENGKING JAHANNAM
Dalam menjelaskan firman Allah:“Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan merekaselalu berbuat kerusakan.”(QS. An-Nahl: 88).
Ibnu Mas’ud berkata:“Yaitu kalajengking yang taringnya seperti pohon kurma yang panjang.”Imam As-Sudi mengatakan bahwa ia adalah ular-ular di dalam neraka.Riwayat tentang ular dan kalajengking di neraka tidak ada yang marfu’sampai ke Nabi saw, kebanyakan mauquf pada sahabat dan sebagianisrailiyat. Wallahu a’lam.
JERITAN, RINTIHAN DAN LOLONGAN PENDUDUK NERAKA
Di antara kengerian neraka; penduduknya merintih dan menjerit sertamelolong seperti keledai yang meringkik keras, yang demikian itu karenasaking pedihnya siksa yang dirasakan.(Lihat QS. Al-Anbiya’: 100, Hud:106 dan Fathir: 37).Penduduk neraka akan menangis sampai air matamereka habis, sehingga yang keluar dari matanya adalah darah, ya darah,bukan air lagi!Mereka merintih dan memohon agar dapat dikeluarkan dari siksa neraka,mereka berjanji akan beramal shalih jika dikembalikan di dunia. Namunharapan mereka adalah harapan kosong dan doa mereka adalah doa yangsia-sia. Malaikat berkata: “Sesungguhnya kalian akan tetap berada dineraka ini.”(QS. Az-Zukhruf: 77).
SIAPAKAH PENDUDUK NERAKA?
Dari Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih disimpulkan bahwa penduduk nerakaadalah orang yang musyrik, kafir, munafik, orang-orang sombong,orang-orang yang tidak mengingkari Thaghut (sesembahan yang disembahselain Allah) dan pemimpin zalim, para pezina dan homoseks, peminumkhamer (minuman keras), pemakan riba (seperti bunga Bank), uang judi(seperti togel, siji, Asuransi dll) dan harta anak yatim tanpa alasanyang benar, pembunuh orang mukmin tanpa hak, pelaku bunuh diri, orangyang tidak mau berjihad dan tidak mau membantu kaum muslimin yangtertindas dan diperangi, orang yang meninggalkan shalat, zakat, danshaum (puasa), para dayyuts (orang yang membiarkan perbuatan maksiatterjadi di hadapannya) dan orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,dll.
Wallahu a’lam.
Semoga kita tidak menjadi bagian dari Penduduk Neraka,
Dan dijauhkan dari siksa api neraka .
Amiin Ya Allah..!
Wallahu A’lam.

Fadhilah Membaca Al Qur’an

Membaca, Mendengar, Mengkhatamkan dan Adab Membacanya

Di pengajian kami setiap orang mendapat amanah membawakan materi, mula-mula saya sih sebenarnya agak sunkan diberi amanah tersebut, karena ilmunya juga belum pantas untuk di sampaikan dikhalayak ramai, juga saya takut akan Firman Allah SWT (“Kabura maqtan ‘indallaaha…….) yang artinya : sangat besar kemurkaan di sisi Allah SWT, apa-apa yang kamu katakan, tapi tidak di kerjakan”. Tema pertama yang pernah saya bawakan adalah tentang” Sholat Khusuk”, (sebenarnya di tema tersebut saya belum sepenuhnya bisa melaksanakan sholat dengan khusuk, ada saja yang kadangkala membuat pikiran terbagi, namun sejak saat itu saya selalu berusaha memperbaikinya, walaupun belum sempurna kekhusukannya).

Lalu tiba lagi giliran saya harus menyampaikan materi Tausiah. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil Tema” Fadilah Membaca Al Qur’an” karena saat itu saya lagi benar-benar ingin mendalami Al Quran, ingin menghiasi rumah tangga kami dengan lantunan Kalam Ilahi, menjadikannya sebagai petujuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang mempercayai dan mengamalkannya (QS. 2: 2,3,4). Karenanya saya ingin menjadi salah satu orang yang mempercayai Al Quran, selalu bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, mempelajari isinya, memahami maksudnya, mengamalkannya serta megajarkannya kepada sesama.

Membaca
Membaca Al Quran termasuk amal yang sangat mulia, dan Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi yang melakukannya. Seorang mukmin akan menjadikan Al Quran sebaik-baik bacaan di kala senang maupun susah, gembira ataupun sedih. Malahan membaca Al Quran bukan saja menjadi amal ibadah, tetapi juga menjadi penawar/obat bagi jiwa (Q.S. Fushshilat :44)

Dimanakah letak keutamaan atau kelebihan martabat orang yang membaca Al Quran?
Rasulullah menyatakan dengan 4 perumpaman „ Perumpamaan orang Mu’min yang membaca Al Qur’an adalah seperti Bunga Utrujjah (baunya harum dan rasanya lezat), orang mukmin yang tak suka membaca Al Qur’an adalah seperti Buah Kurma (baunya tidak begitu harum, tapi manis rasanya), orang munafiq yang membaca Al Qur’an ibarat Sekuntum Bunga (berbau harum, tetapi pahit rasanya), orang munafiq yang tak suka membaca Al Qur’an tak ubahnya seperti Buah Hanzalah (tidak berbau dan rasanya pahit sekali).(HR.Bukhari & Muslim):
„Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah Kitab Suci Al Qur’an ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaannya itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhai Allah“ (HR. Bukhari & Muslim).
Rahmat Allah SWT terhadap orang yang membaca Al Quran sangat besar.seperti dijelaskan oleh Hadist „ kepada kaum yang suka berjamaah di rumah-rumah ibadah, membaca Al Qur’an secara bergiliran dan mengajarkannya kepada sesama, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketentraman, akan terlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat, dan Allah akan selalu mengingat mereka(Muslim dr. Abu Hurairah).
Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang yang membaca Al Quran, seperti yang di katakan oleh Ali bin Abi Thalib: 50 x kebajikan dari tiap-tiap huruf yang diucapkannya, yaitu orang yang membaca Al Quran dalam shalat, 25x kebajikan, yaitu membaca Al Quran diluar sholat dengan berwudhu’, 10 x kebajikan, yaitu: membaca Al Qur’an diluar sholat dengan tidak berwudhu’)

Mendengarkan bacaan Al Quran
Mendengarkan orang membaca Al Quran pahalanya sama dengan orang yang membacanya. Tentang pahala orang mendengarkan bacaan Al Quran (QS. 7 :204)
Semakin sering orang membaca dan mendengarkannya, semakin tertarik hatinya kepada Al Quran. Apalagi jika Al Quran dibaca dengan lidah yang fasih, suara yang baik & merdu akan lebih berpengaruh kepada jiwa yang mendengarkannya. Keadaan orang mukmin tatkala mendengarkan bacaan Al Quran digambarkan pada (QS. 8:2) . Rasulullah pun sangat suka mendengarkan bacaan Al Quran dari orang lain.

Membaca Al Quran sampai khatam
Seorang mukmin yang begitu dalam cintanya kepada Al Quran, ketika ia membaca Al Quran seolah-olah jiwanya mengahadap kehadirat Allah SWT, menerima amanat dan hikmat suci, memohon limpah karunia serta rahmat dan pertolongan-Nya. Sehingga tidak ada suatu kebahagiaan di dalam hatinya , melainkan bila dia dapat membaca Al Quran sampai khatam dengan keikhlasan hati.

Adab Membaca Al Quran
Imam Alghazali didalam kitabnya Ihya Ulumuddin menguraikan bagiamana tatacara membaca Al Quran: Adab batin dan adab lahir

Adab batin yaitu dengan hati dan jiwa: Bagimana cara hati membesarkan kalimat Allah SWT. Dia harus yakin bahwa kalam yang dibacanya adalah bukanlah kalam manusia, melainkan kalam Allah Azza wa Jalla.

Adab lahir:
disunatkan membaca Al Quran sesudah berwudhu, lalu mengambilnya dengan tangankanan, dan memegangnya dengan ke 2 belah tangan.
disunatkan membacanya di tempat yang bersih, (surau , rumah mushallah), yang paling utama di Mesjid.
disunatkan menghadap ke kiblat, khusuk dan tenang, sebaiknya dengan pakaian yang pantas.
ketika membaca, mulut hendaknya bersih
Sebelum membaca disunatkan membaca Ta awwudz
disunatkan membaca Al Quran dengan tartil (Q.S. 73:4)
bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al Quran disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat tsb dan maksudnya.
disunatkan membaca Al Quran dengan suara yang bagus lagi merdu (Zayyinulquraanabiaswaatikum)
Janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain.
"Batas untuk mempelajari Al Quran itu hanya bila seseorang sudah diantar ke liang kubur."
Dikutip dari Yulis Zulfiadi
Sumber: Al Qur’anulkarim (Geschenk von Bilal Mosche Aachen)/ (Hadiah dari Mesjid Bilal Aachen).
Syair Pujian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Perlu kita ketahui bersama pentingnya mengetahui sejarah permulaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Beliau Baginda Rosulullah SAW adalah sosok figur tauladan ummat di permukaan bumi.

Datangnya bulan Rabi’ul Awwal selalu identik dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid sendiri pertama kali digelar pada tahun 1187 M atas prakarsa Sultan Shalahuddin al Ayyubi, Mesir (1138 - 1193), dengan maksud untuk membangkitkan semangat jihad kaum Muslim merebut kembali Yerussalem dari kekuasaan pasukan Salib.
Pada tahun 1185 M, ketika menunaikan ibadah haji, Shalahuddin menyerukan perlunya membangkitkan semangat jihad tersebut. Untuk itu, beliau membuka sayembara menulis riwayat Rasululllah SAW dalam untaian puisi, yang kemudian dimenangkan oleh Syaikh Ja’far bin Abdul Karim al Barzanji. Dan syair sang iman itu berperan penting dalam usaha pembebasan kota Yerussalem.
Hingga kini, tradisi peringatan itu pun tetap berjalan termasuk di Indonesia. Di berbagai tempat, umat Islam sibuk mempersiapkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dari yang akan menggelar acara besar-besaran dan berdurasi panjang seperti perayaan tradisional Sekaten di Solo dan Yogya, sampai pengajian kecil-kecilan di rumah.
Dari yang diikuti ribuan jemaah seperti Maulidan di kediaman para habib terkemuka, sampai yang cuma diikuti belasan orang di langgar kecil di kampung-kampung. Meski bentuk acaranya beragam, ada satu mata acara yang sama di berbagai tempat: pembacaan Maulid Nabi. Setiap daerah mempunyai bacaan Maulid favorit masing-masing.
Di komunitas habaib, misalnya, yang biasa dibaca ialah Simthud Durat; karya Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Sementara kalangan pesantren tradisional di Jawa Timur lebih akrab dengan Maulid Ad-Diba’i karya Syaikh Ali bin Abdurrahman Ad-Diba’i Az-Zubaidi. Maulid yang sama juga dibaca oleh sebagian habib di Sampang, Madura.
Lain lagi tradisi di sebagian pesisir utara Jawa. Di sana, kalangan pesantren dan majelis ta’lim kaum ibu menggemari pembacaan Maulid Barzanji, yang digubah oleh Syaikh Ja’far bin Abdul Karim Al-Barzanji. Ada juga komunitas habaib yang membaca Maulid Burdah, karya Imam Al-Bushiri, seperti di Kauman, Semarang. Selain membacaAl-Barzanji, sebagian warga Betawi juga ada yang membaca Maulid Azabi, karya Syaikh Ahmad Al-Azabi. Belakangan, di beberapa tempat juga dibaca Maulid Adh-Dhiyaul karya Al-Habib Umar bin Muhammad Bin Hafidz.
Rata-rata, pembacanya alumnus Ma’had Darul Musthafa, Tarim, Hadhramaut, Yaman, yang memang diasuh oleh sang penggubah Maulid kontemporer tersebut.
Pembacaan Maulid Nabi SAW memang salah satu khazanah kebudayaan Islam yang luar biasa. Keindahan gaya bahasa karya para ulama ahli sastra yang terdiri dari natsar (prosa) dan nazham (langgam qashidah) itu, bak rangkaian ratna mutu manikam. Ungkapan-ungkapannya yang cantik menawan, tak jarang menghanyutkan perasaan pembaca dan pendengarnya dalam samudera kecintaan kepada Rasulullah SAW.
Tak mengherankan, dalam pembacaan Maulid tersebut kerap kali dijumpai hadirin yang tersedu-sedu menangis karena terharu. Dan tak jarang, linangan air mata itu juga dibarengi histeria kerinduan kepada sang Nabi Akhir Zaman tersebut. Pengaruh psikologis yang dahsyat inilah yang dulu diharapkan oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, Mesir (1138-1 1 93 M), saat pertama kali mencetuskan penyelenggaraan pembacaan Maulid Nabi pada tahun 1187 M sehingga dapat menggugah kembali kesadaran semangat
umat Islam. Upaya memelihara semangat dan ghirah keislaman itu jugalah yang akan ditonjolkan para ulama Nusantara saat memperkenalkan dan melestarikan perayaan Maulid Nabi.
Dalam kitab Al-Hawi Fatawi, Imam Suyuthi menulis, “Sesungguhnya kelahiran Rasululluh SAW merupakan nikmat teragung yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada kita, dan wafatnya beliau adalah musibah terbesar bagi kita. Syariat telah memerintahkan kita untuk menampakkan rasa syukur atas nikmat yang kita peroleh, dan bersabar serta tenang dalam menghadapi musibah. Syariat juga memerintahkan kita untuk melakukan aqiqah bagi bayi yang lahir, sebagai perwujudan rasa syukur. Namun, ketika kematian tiba, syariat tidak memerintahkan untuk menyembelih kambing atau hewan lain. Bahkan syariat melarang untuk meratapi mayat dan menampakkan keluh kesah.”
Dalam suatu riwayat, Sayyidina Abbas pernah menyampaikan bait-bait syair pujian di hadapan Nabi SAW dan sejumlah sahabat. Diriwayatkan bahwa usai Perang Tabuk, Sayidina ‘Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi, menemui Rasulullah SAW, yang juga kemenakannya, ia berkata, “Aku ingin mengucapkan syair pujian bagimu.”
Namun Nabi, yang memang enggan dipuji, berkata, “Semoga Allah menjaga gigimu dari kerontokan.”
Lalu Sayidina ‘Abbas melantunkan syair yang menceritakan perjalanan hidup Nabi sejak sebelum lahir hingga saat kelahirannya:
Sebelum terlahir ke duniaengkau hidup senang di surgaKetika aurat tertutup dedaunanengkau tersimpan di tempat aman
Kemudian engkau turun ke bumiBukan sebagai manusiasegumpal darah maupun dagingtapi nutfah di perahu Nuh
Ketika banjir menenggelamkan semuanyaanak-cucu Adam beserta keluarganyaengkau pindah dari sulbi ke rahimdari satu generasi ke generasiHingga kemuliaan dan kehormatanmuberlabuh di nasab terbaikyang mengalahkan semua bangsawan
Ketika engkau lahir, bumi bersinarcakrawala bermandikan cahayamuKami pun berjalan di tengah cahayasinar dan jalan yang penuh petunjuk
Pujian yang melambung bagi Rasulullah SAW, yang memang sudah selayaknya, mengingat akhlaq beliau yang mulia, sosok kepribadian beliau yang luar biasa sebagai contoh teladan yang baik (uswatun hasanah). Memang, Rasulullah SAW pernah melarang umatnya menyanjung dan memuja beliau secara berlebihan. Tapi, larangan itu dalam konteks yang berbeda.
Dalam sebuah hadits shahih beliau bersabda, “Janganlah kalian memujiku secara berlebihan seperti kaum Nasrani memuji Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba -ya, maka ucapkanlah, ‘Hamba Allah dan Rasul-Nya’.” (HR Bukhari dan Ahmad).
Mengenai hadits tersebut, para ulama menjelaskan dalam beberapa kitab bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW tidak pernah melarang umatnya memuji beliau. Yang beliau larang ialah pujian yang berlebihan, sebagaimana yang dilakukan oleh umat Nasrani kepada Nabi Isa AS, yaitu menempatkan beliau sebagai “anak Tuhan”. Inilah jenis pujianyang dilarang oleh Rasulullah SAW, dan inilah yang dimaksud dengan pujian yang berlebih-lebihan tersebut.
Dan terbukti, sejak hadits tersebut diucapkan hingga kini, tak seorang pun mereka yang memuji Rasulullah SAW melebihi batasannya sebagai manusia. Dan tak seorang pun yang menuhankan beliau. Bahkan, semua pujian yang indah dan berbahasa sastra belum seberapa dibanding pujian Allah dalam Al-Quran.
Wallahu a’lam
Dikutip dari : Syafii on June 17, 2008
Sumber http://infokito.net/syair-pujian-peringatan-maulid-nabi-muhammad-saw/