Selasa, 09 Desember 2008

Fadhilah Membaca Al Qur’an

Membaca, Mendengar, Mengkhatamkan dan Adab Membacanya

Di pengajian kami setiap orang mendapat amanah membawakan materi, mula-mula saya sih sebenarnya agak sunkan diberi amanah tersebut, karena ilmunya juga belum pantas untuk di sampaikan dikhalayak ramai, juga saya takut akan Firman Allah SWT (“Kabura maqtan ‘indallaaha…….) yang artinya : sangat besar kemurkaan di sisi Allah SWT, apa-apa yang kamu katakan, tapi tidak di kerjakan”. Tema pertama yang pernah saya bawakan adalah tentang” Sholat Khusuk”, (sebenarnya di tema tersebut saya belum sepenuhnya bisa melaksanakan sholat dengan khusuk, ada saja yang kadangkala membuat pikiran terbagi, namun sejak saat itu saya selalu berusaha memperbaikinya, walaupun belum sempurna kekhusukannya).

Lalu tiba lagi giliran saya harus menyampaikan materi Tausiah. Akhirnya saya putuskan untuk mengambil Tema” Fadilah Membaca Al Qur’an” karena saat itu saya lagi benar-benar ingin mendalami Al Quran, ingin menghiasi rumah tangga kami dengan lantunan Kalam Ilahi, menjadikannya sebagai petujuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa saja yang mempercayai dan mengamalkannya (QS. 2: 2,3,4). Karenanya saya ingin menjadi salah satu orang yang mempercayai Al Quran, selalu bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, mempelajari isinya, memahami maksudnya, mengamalkannya serta megajarkannya kepada sesama.

Membaca
Membaca Al Quran termasuk amal yang sangat mulia, dan Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi yang melakukannya. Seorang mukmin akan menjadikan Al Quran sebaik-baik bacaan di kala senang maupun susah, gembira ataupun sedih. Malahan membaca Al Quran bukan saja menjadi amal ibadah, tetapi juga menjadi penawar/obat bagi jiwa (Q.S. Fushshilat :44)

Dimanakah letak keutamaan atau kelebihan martabat orang yang membaca Al Quran?
Rasulullah menyatakan dengan 4 perumpaman „ Perumpamaan orang Mu’min yang membaca Al Qur’an adalah seperti Bunga Utrujjah (baunya harum dan rasanya lezat), orang mukmin yang tak suka membaca Al Qur’an adalah seperti Buah Kurma (baunya tidak begitu harum, tapi manis rasanya), orang munafiq yang membaca Al Qur’an ibarat Sekuntum Bunga (berbau harum, tetapi pahit rasanya), orang munafiq yang tak suka membaca Al Qur’an tak ubahnya seperti Buah Hanzalah (tidak berbau dan rasanya pahit sekali).(HR.Bukhari & Muslim):
„Ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah Kitab Suci Al Qur’an ini, dibacanya siang dan malam; dan orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaannya itu digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhai Allah“ (HR. Bukhari & Muslim).
Rahmat Allah SWT terhadap orang yang membaca Al Quran sangat besar.seperti dijelaskan oleh Hadist „ kepada kaum yang suka berjamaah di rumah-rumah ibadah, membaca Al Qur’an secara bergiliran dan mengajarkannya kepada sesama, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketentraman, akan terlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat, dan Allah akan selalu mengingat mereka(Muslim dr. Abu Hurairah).
Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang yang membaca Al Quran, seperti yang di katakan oleh Ali bin Abi Thalib: 50 x kebajikan dari tiap-tiap huruf yang diucapkannya, yaitu orang yang membaca Al Quran dalam shalat, 25x kebajikan, yaitu membaca Al Quran diluar sholat dengan berwudhu’, 10 x kebajikan, yaitu: membaca Al Qur’an diluar sholat dengan tidak berwudhu’)

Mendengarkan bacaan Al Quran
Mendengarkan orang membaca Al Quran pahalanya sama dengan orang yang membacanya. Tentang pahala orang mendengarkan bacaan Al Quran (QS. 7 :204)
Semakin sering orang membaca dan mendengarkannya, semakin tertarik hatinya kepada Al Quran. Apalagi jika Al Quran dibaca dengan lidah yang fasih, suara yang baik & merdu akan lebih berpengaruh kepada jiwa yang mendengarkannya. Keadaan orang mukmin tatkala mendengarkan bacaan Al Quran digambarkan pada (QS. 8:2) . Rasulullah pun sangat suka mendengarkan bacaan Al Quran dari orang lain.

Membaca Al Quran sampai khatam
Seorang mukmin yang begitu dalam cintanya kepada Al Quran, ketika ia membaca Al Quran seolah-olah jiwanya mengahadap kehadirat Allah SWT, menerima amanat dan hikmat suci, memohon limpah karunia serta rahmat dan pertolongan-Nya. Sehingga tidak ada suatu kebahagiaan di dalam hatinya , melainkan bila dia dapat membaca Al Quran sampai khatam dengan keikhlasan hati.

Adab Membaca Al Quran
Imam Alghazali didalam kitabnya Ihya Ulumuddin menguraikan bagiamana tatacara membaca Al Quran: Adab batin dan adab lahir

Adab batin yaitu dengan hati dan jiwa: Bagimana cara hati membesarkan kalimat Allah SWT. Dia harus yakin bahwa kalam yang dibacanya adalah bukanlah kalam manusia, melainkan kalam Allah Azza wa Jalla.

Adab lahir:
disunatkan membaca Al Quran sesudah berwudhu, lalu mengambilnya dengan tangankanan, dan memegangnya dengan ke 2 belah tangan.
disunatkan membacanya di tempat yang bersih, (surau , rumah mushallah), yang paling utama di Mesjid.
disunatkan menghadap ke kiblat, khusuk dan tenang, sebaiknya dengan pakaian yang pantas.
ketika membaca, mulut hendaknya bersih
Sebelum membaca disunatkan membaca Ta awwudz
disunatkan membaca Al Quran dengan tartil (Q.S. 73:4)
bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al Quran disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat tsb dan maksudnya.
disunatkan membaca Al Quran dengan suara yang bagus lagi merdu (Zayyinulquraanabiaswaatikum)
Janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain.
"Batas untuk mempelajari Al Quran itu hanya bila seseorang sudah diantar ke liang kubur."
Dikutip dari Yulis Zulfiadi
Sumber: Al Qur’anulkarim (Geschenk von Bilal Mosche Aachen)/ (Hadiah dari Mesjid Bilal Aachen).

Tidak ada komentar: